Apa Itu GitLab?


Apa Itu GitLab? Bukan Cuma Tempat Git Push-Commit Doang!

GitLab itu lebih dari sekadar tempat simpen kode. Dia adalah platform DevOps lengkap dari coding sampai deploy! Yuk kenalan lebih dalam.

Daftar Isi

  1. Pengertian GitLab
  2. Fungsi Utama GitLab
  3. Fitur Unggulan GitLab
  4. Perbedaan GitLab dan GitHub
  5. Self-Hosted vs Cloud GitLab
  6. CI/CD di GitLab
  7. Contoh Kasus Pemakaian GitLab
  8. Kelebihan dan Kekurangan GitLab
  9. Kapan Harus Pakai GitLab?

1. Pengertian GitLab

GitLab adalah platform berbasis web untuk manajemen source code menggunakan Git. Tapi lebih keren lagi, GitLab juga punya tools buat CI/CD, issue tracking, code review, sampai deployment pipeline. Lengkap dalam satu tempat!

2. Fungsi Utama GitLab

  • Source code management (SCM) - tempat commit, push, dan pull code.
  • Continuous Integration & Continuous Deployment (CI/CD) - otomatisasi testing dan deployment.
  • Project management - fitur board, issue tracker, milestone, dll.
  • Security scanning - cek kerentanan dalam project.

3. Fitur Unggulan GitLab

  • Merge Request (MR) - kayak pull request buat code review sebelum masuk branch utama.
  • GitLab Runner - buat jalankan CI/CD jobs.
  • Auto DevOps - setup pipeline otomatis tanpa ribet.
  • Container Registry - nyimpen Docker image langsung dari GitLab.
  • Monitoring dan Analytics - pantau performa project kamu.

4. Perbedaan GitLab dan GitHub

GitHub lebih fokus ke hosting repository dan kolaborasi open-source.

GitLab dari awal lebih fokus ke DevOps end-to-end (dari coding, testing, sampai deployment). Jadi GitLab kayak "semua ada di satu pintu".

Kalau butuh kontrol lebih atas proses DevOps internal, GitLab sering jadi pilihan.

5. Self-Hosted vs Cloud GitLab

GitLab kasih dua pilihan:

  • Self-Hosted (GitLab Community/Enterprise Edition) - install sendiri di server kamu. Cocok buat perusahaan yang butuh kontrol penuh.
  • GitLab.com - tinggal pakai langsung di cloud GitLab. Praktis dan gratis (dengan opsi berbayar juga).

6. CI/CD di GitLab

CI/CD adalah jantungnya GitLab! Kamu bisa bikin file .gitlab-ci.yml di repo kamu buat atur workflow build, test, dan deploy otomatis setiap kali ada perubahan.

Contoh sederhana .gitlab-ci.yml:

stages:
  - build
  - test

build_job:
  stage: build
  script:
    - echo "Building the app..."

test_job:
  stage: test
  script:
    - echo "Running tests..."

GitLab Runner akan otomatis eksekusi job-job itu.

7. Contoh Kasus Pemakaian GitLab

Misal kamu kerja di startup yang develop aplikasi web. Workflow kamu bisa kayak gini:

  1. Developer push kode baru ke GitLab.
  2. CI/CD pipeline otomatis jalan: build app, test unit, deploy ke staging server.
  3. Kalau semua tes lolos, bisa lanjut deploy ke production.
  4. Semua proses terekam, terkontrol, dan gampang dipantau tim.

8. Kelebihan dan Kekurangan GitLab

Kelebihan:

  • All-in-one platform (nggak perlu tool tambahan buat CI/CD).
  • Bisa di-host sendiri (kontrol penuh).
  • Integrasi yang kuat dengan Kubernetes dan Docker.

Kekurangan:

  • Self-hosted butuh maintenance dan resource lebih.
  • Fitur lengkapnya ada di versi berbayar (untuk enterprise).

9. Kapan Harus Pakai GitLab?

  • Kalau mau semua workflow DevOps dalam satu tempat.
  • Kalau pengen kontrol penuh atas hosting repository dan pipeline.
  • Kalau butuh automation kuat untuk build-test-deploy tanpa ribet setup banyak tools.

Itulah gambaran lengkap tentang GitLab. Cocok buat tim kecil sampai enterprise besar yang mau projectnya jalan cepat, aman, dan terorganisir!

0 comments :

Post a Comment