Apa itu Serverless?


Apa Itu Serverless?

Table of Contents


Pengertian Serverless

Serverless adalah model komputasi cloud di mana pengembang dapat menjalankan aplikasi tanpa harus mengelola infrastruktur server secara langsung. Layanan ini memungkinkan aplikasi berjalan secara otomatis dengan penskalaan dinamis dan pembayaran berdasarkan penggunaan.

Contoh: Dengan AWS Lambda, pengembang dapat menulis fungsi yang akan dieksekusi secara otomatis saat ada pemicu tertentu tanpa perlu mengelola server.


Mengapa Menggunakan Serverless?

Serverless memiliki berbagai manfaat bagi pengembang dan perusahaan:

  • Tanpa Manajemen Server: Infrastruktur dikelola oleh penyedia layanan cloud, sehingga pengembang hanya fokus pada penulisan kode.
    Contoh: Pengembang hanya perlu mengunggah fungsi ke AWS Lambda tanpa perlu mengonfigurasi server.
  • Biaya Efisien: Biaya hanya dikenakan saat fungsi dijalankan, berbeda dengan model server tradisional yang berjalan terus-menerus.
    Contoh: Menggunakan Google Cloud Functions untuk menjalankan tugas otomatis hanya saat diperlukan.
  • Skalabilitas Otomatis: Layanan serverless akan otomatis menangani lonjakan trafik tanpa perlu intervensi manual.
    Contoh: Aplikasi berbasis API Gateway dengan Lambda dapat menangani ribuan permintaan secara dinamis.

Cara Kerja Serverless

Serverless bekerja dengan cara berikut:

  • Pengembang menulis kode dalam bentuk fungsi kecil yang menangani tugas tertentu.
  • Kode ini kemudian diunggah ke penyedia cloud seperti AWS Lambda, Google Cloud Functions, atau Azure Functions.
  • Fungsi akan dijalankan berdasarkan pemicu seperti HTTP request, perubahan data di database, atau event lainnya.
  • Penyedia cloud secara otomatis menangani alokasi sumber daya dan penskalaan fungsi sesuai kebutuhan.

Kelebihan dan Kekurangan Serverless

Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari model serverless:

  • Kelebihan:
    • Tidak perlu mengelola infrastruktur
    • Biaya berbasis penggunaan
    • Skalabilitas otomatis
    • Pengembangan lebih cepat
  • Kekurangan:
    • Latensi awal saat fungsi pertama kali dijalankan (cold start)
    • Ketergantungan pada penyedia layanan cloud
    • Keterbatasan dalam waktu eksekusi dan ukuran penyimpanan

Contoh Penerapan Serverless

Serverless digunakan dalam berbagai aplikasi dan industri, seperti:

  • Chatbots: Menggunakan AWS Lambda untuk menangani interaksi chatbot secara otomatis.
  • Proses Data IoT: Menggunakan Azure Functions untuk memproses data dari sensor IoT.
  • Backend API: Menggunakan Google Cloud Functions untuk membuat API tanpa server tradisional.
  • Otomatisasi Tugas: Menjalankan skrip otomatis seperti pencadangan data atau notifikasi pengguna.

Kesimpulan

Serverless adalah model komputasi yang memungkinkan pengembang fokus pada pengembangan aplikasi tanpa perlu mengelola infrastruktur. Dengan penskalaan otomatis, biaya berbasis penggunaan, dan kemudahan implementasi, serverless menjadi pilihan menarik bagi pengembang modern. Namun, tantangan seperti cold start dan ketergantungan pada penyedia cloud harus diperhitungkan sebelum mengadopsinya dalam skala penuh.

0 comments :

Post a Comment