Apa Itu Bloom Taxonomy?
Apa Itu Bloom Taxonomy?
Table of Contents
- Pengertian Bloom Taxonomy
- Tingkatan Bloom Taxonomy
- Manfaat Bloom Taxonomy
- Contoh Penerapan Bloom Taxonomy
- Kesimpulan
Pengertian Bloom Taxonomy
Bloom Taxonomy adalah kerangka kerja yang dikembangkan oleh Benjamin Bloom dan timnya untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran menjadi tingkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Model ini membantu pendidik merancang pembelajaran yang lebih terstruktur dan efektif, serta memastikan peserta didik tidak hanya memahami informasi tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam berbagai situasi.
Contoh: Dalam proses belajar, siswa tidak hanya diharapkan menghafal konsep matematika, tetapi juga menggunakannya untuk memecahkan masalah.
Tingkatan Bloom Taxonomy
Bloom Taxonomy terdiri dari tiga domain utama, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berikut penjelasannya:
Kognitif (Berpikir)
Domain ini fokus pada kemampuan intelektual. Ada enam tingkatan dalam domain kognitif:
- Mengingat: Menghafal informasi atau fakta.
Contoh: Mengingat tanggal penting dalam sejarah. - Memahami: Menjelaskan konsep atau ide.
Contoh: Menjelaskan arti suatu istilah ilmiah. - Mengaplikasikan: Menggunakan informasi dalam situasi baru.
Contoh: Menggunakan rumus matematika untuk menyelesaikan soal. - Menganalisis: Memecah informasi menjadi bagian-bagian untuk memahami hubungan.
Contoh: Menganalisis penyebab dan akibat suatu peristiwa sejarah. - Menilai: Mengevaluasi informasi berdasarkan kriteria tertentu.
Contoh: Menilai efektivitas strategi pemasaran tertentu. - Menciptakan: Menggabungkan elemen-elemen untuk membentuk sesuatu yang baru.
Contoh: Merancang eksperimen ilmiah untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Afektif (Perasaan)
Domain ini berkaitan dengan sikap, nilai, dan motivasi. Tingkatannya meliputi:
- Menerima: Kesadaran dan perhatian terhadap ide atau fenomena.
Contoh: Mendengarkan dengan aktif dalam diskusi kelas. - Menanggapi: Berpartisipasi aktif dalam kegiatan.
Contoh: Mengajukan pertanyaan selama pelajaran. - Menghargai: Menginternalisasi nilai-nilai tertentu.
Contoh: Menghargai pentingnya kerja sama dalam tim. - Mengorganisasikan: Menyusun nilai-nilai menjadi sistem kepercayaan.
Contoh: Menetapkan pentingnya etika dalam profesi tertentu. - Mengkristalkan: Bertindak konsisten sesuai nilai-nilai yang dianut.
Contoh: Menunjukkan kepemimpinan yang etis dalam setiap situasi.
Psikomotorik (Keterampilan)
Domain ini berhubungan dengan keterampilan fisik atau motorik. Contoh tingkatannya meliputi:
- Meniru: Mengikuti instruksi untuk melakukan suatu tindakan.
Contoh: Meniru gerakan senam yang diajarkan oleh pelatih. - Mengontrol: Melakukan tindakan dengan arahan yang lebih sedikit.
Contoh: Memainkan alat musik dengan panduan minimal. - Otomatisasi: Melakukan keterampilan secara otomatis tanpa arahan.
Contoh: Mengetik dengan cepat tanpa melihat keyboard.
Manfaat Bloom Taxonomy
Bloom Taxonomy membantu dalam berbagai aspek pembelajaran, seperti:
- Merancang Tujuan Pembelajaran: Memastikan tujuan pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Contoh: Merancang tujuan untuk tidak hanya memahami teori tetapi juga menerapkannya. - Meningkatkan Kualitas Pengajaran: Membantu guru atau dosen memilih metode pengajaran yang tepat untuk setiap tingkatan.
Contoh: Menggunakan diskusi untuk melatih keterampilan analisis. - Mengukur Hasil Belajar: Membantu mengevaluasi kemampuan peserta didik secara menyeluruh.
Contoh: Menilai tidak hanya dari hafalan tetapi juga dari kemampuan menganalisis.
Contoh Penerapan Bloom Taxonomy
- Di Kelas: Guru merancang soal ujian berdasarkan tingkat kognitif, mulai dari hafalan hingga analisis.
Contoh: Pertanyaan awal meminta siswa menjelaskan konsep, lalu dilanjutkan dengan pertanyaan analisis kasus. - Dalam Pelatihan: Pelatih menggunakan simulasi untuk melatih keterampilan psikomotorik seperti mengoperasikan mesin.
Contoh: Peserta pelatihan mempraktikkan penggunaan alat berat di bawah pengawasan pelatih. - Di Tempat Kerja: Manajer menggunakan Bloom Taxonomy untuk menyusun program pengembangan karyawan.
Contoh: Program dimulai dengan pelatihan dasar, diikuti oleh studi kasus dan proyek nyata.
Kesimpulan
Bloom Taxonomy adalah alat penting dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Dengan memahami dan menerapkannya, pendidik dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dan komprehensif, membantu peserta didik mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. Alat ini juga relevan untuk berbagai konteks di luar pendidikan formal, seperti pelatihan kerja dan pengembangan pribadi.
0 comments :
Post a Comment